Senin, 27 Januari 2014

kekerasan



FENOMENA KEKERASAN DIMASYARAKAT
Dalam budaya global masa kini, kita hidup dalam zaman dan dunia yang sarat dengan kekerasan, dan hal ini sudah nyata. Hal ini mengakibatkan makin lama kita makin tidak peka dengan kekerasan, bahkan bisa dikatakan mati rasa terhadap gejala kekerasan, karena sudah begitu lumrah. Bila kekerasan sudah dianggap suatu kewajaran maka hal ini menunjukan bukan hanya krisis sosial yang ada, tetapi juga
krisis kemanusian. Intinya kekerasan ada dimana-mana. Sebagai contoh tanpa beranjak dari rumahpun bila kita memerlukan hiburan, maka kita tidak akan kekurangan pilihan flim-flim aksi yang sarat dengan kekerasan misalnya yang suka menonton tv, pasti sudah kenyang menyaksikan tayangan kekerasan yang menyampaikan pesan utama : kekerasan enak ditonton dan perlu. Hal ini terjadi karena kita dapat dengan mudahnya menonton kekerasan di televisi yang setiap hari menayangkan berita mengenai peperangan, pembunuhan, perampokan, kerusuhan, etnis, religius, konflik antar kelas, ketegangan politis dan ekonomi dan lain sebagainya. Kekerasan menjadi tema nyata, ada beberapa faktor yang memberi kontribusi terhadap perilaku kekerasan seperti: Adanya tekanan dari lingkungan, keinginan untuk dihormati dan diperhatikan, masa kanak-kanak yang kurang bahagia atau kurang perhatian, menyaksikan ataupun mengalami kekerasan di rumah, lingkungan sekitar, ataupun di media massa dan elektronik dan juga adanya akses yang sangat mudah untuk memperoleh senjata tajam. Jika kita telusuri lebih jauh mengapa kekerasan bisa terjadi maka tidak ada jawaban yang mudah untuk menjawab pertanyaan ini, tetapi orang sering mengatakan kekerasan terjadi karena :

Ekspressi : Banyak orang menggunakan kekerasan untuk melepaskan perasahan marah ataupun frustasinya. Mereka berfikir bahwa tidak ada jawaban atau jalan keluar atas masalah yang mereka hadapi, maka mereka melakukan kekerasan untuk meng-ekspresikan emosinya.
Manipulasi: Violence (kekerasan) digunakan sebagai cara untuk mengontrol orang lain atau untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Retaliasi: Violence (kekerasan) digunakan sebagai pembalasan terhadap orang-orang yang telah menyakiti perasaan orang yang kita sayangi.
Kekerasan adalah prilaku yang dipelajari: (Violence is a learned behavior) Seperti semua prilaku yang dipelajari, kekerasan juga bisa diubah. Namun hal ini tidaklah mudah. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah belajar untuk mengenal tanda-tanda awal dari kekerasan dan melakukan sesuatu yang berarti untuk mencegah kekerasan.
Sebagai refleksi bagaimana dengan kita ketika mengalami suatu masalah ataupun perasan marah dan benci? Haruskah kita mengambil tindakan kekerasan untuk menye-lesaikannya? Atau maukah kita berdiam diri sejenak merenungkan apa yang harus kita lakukan selain melakukan tindakan kekerasan? Masalah, konflik, rasa marah, benci adalah bahagian dari hidup, tetapi kita dapat membe-baskan diri dari lingkaran kekerasan dengan mempelajari bagaimana mengungkapkan perasaan dan bersikap tenang.


Tanggapan:
Dari segi pendidikan : pendidikan dalam keluarga sangat penting selain pendidikan formal di sekolah. Karena apabila seorang anak yang tinggal/ hidup di lingkungan keluarga yang sarat dengan kekerasan atau dalam keluarga penuh dengan suatu atau kebiasaan yang berhubungan dengan kekerasan, maka hal tersebut akan dapat membentuk jiwa anak yang keras pula.
Dari segi budaya : dimana kekerasan di Indonesia sudah menjadi suatu budaya. Mengapa demikian?, karena setiap masalah yang ada, kebanyakan orang tanpa pikir panjang dalam menyelesaikan masalah tersebut, ia lebih memilih menyelesaikannya dengan kekerasan, hal tersebutlah yang menjadikan kekerasan sebagai suatu budaya di Indonesia.

  



 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar